Kamis, 18 Desember 2014

RAMI, MISS YOU



Namanya Rami, setelah saya adopsi Oktober 2013 lalu. Seorang teman memberikannya pada saya saat usianya hampir dua bulan. Warnanya hitam atau bahasa kerennya "black solid". Kecil, hitam dan lucu. Itu kesan saya saat pertama kali Rami datang di kamar kos saya yang hanya berukuran 2,3x3 meter. Hari pertama hingga hari ketiga dalam masa adaptasinya pada lingkungan baru, Rami berhasil membuat saya tidur hanya mengenakan sleeping bag. Kenapa? karena hari pertama Rami pup di lantai, hari kedua Rami pup di atas kasur saya! Akhirnya saya harus menjemur kasur saya. Rami mengalami diare selama tiga hari, tengah malam saya bahkan menelepon teman saya hanya untuk berkonsultasi. Teman saya dengan santai menjawab "cacingan, besok kamu kasih obat cacing".

Jadilah besok malamnya, Rami minum obat cacing. Setelah itu permasalahan baru lagi adalah Rami kutu-an dan terserang jamur! Kalau saya sedang iseng, maka berubahlah saya jadi "ticks hunter" yang bergulat dengan Rami yang lincahnya minta ampun. Karena kutu yang berkembang biak dan jamur yang merajalela, akhirnya saya putuskan untuk mengajak Rami ke salon (baca : petshop) untuk grooming. Kutu hilang, tapi tidak dengan jamur yang ternyata adalah scabies, sehingga Rami berobat ke dokter.

Hari-hari berikutnya, keseharian saya bersama Rami, roomates. Hehe. Subuh pukul setengah lima, saya selalu terbangun oleh Rami yang dengan enaknya naik-naik ke tubuh saya, berjalan-jalan seolah sedang catwalk. (Ini adalah kebaikan Rami yang membuat saya tidak terlambat bangun Subuh). Pagi hari sebelum berangkat, saya tidak lupa menyediakan makan dan minum, menggendongnya sebentar. Malam hari ketika saya pulang kerja, Rami sudah menanti dan memasang wajah manja saat saya membuka pintu kamar. Jadilah setiap pulang saya selalu mengucapkan salam "Halo sayang....."

Malam hari, kalau saya sedang memakai laptop Rami akan naik ke atas laptop dan duduk manis tanpa peduli si empunya laptop lagi asik dengan excel atau nonton film. Lalu Rami akan lari-lari di kamar, ada satu video yang sangat lucu, kalian harus menontonnya. Hehe :D

Hari-hari saya jadi lebih berwarna, saya lebih betah di kos dan jarang nongkrong di luar dengan alasan "Anak gue nungguin di rumah nih". Mungkin diantara kalian ada yang pernah kesal karena saya tiba-tiba pulang selagi asik ngopi dan ngobrol-ngobrol? Maafkan saya :p



Suatu hari Rami sakit, tepatnya setelah Lebaran Idul Fitri tahun 2014. Saya terlambat menyadari karena habis mudik ke Tangerang. Saya khawatir dan menghubungi dokter di tempat petshop langganan saya. Selanjutnya Rami akhirnya diopname di sebuah klinik hewan di Jogja. Hari pertama, Rami menjalani serangkaian tes awal seperti suhu dan darah. Belum ada diagnosa pasti untuk Rami. Hari kedua, beberapa tes saya setujui untuk peningkatan diagnosa dari dokter. Selama Rami dirawat di klinik, saya bisa dua sampai tiga kali mengunjungi Rami, Rami makannya sedikit sehingga saya pelan-pelan menyuapinya malah di hari ketiga Rami tidak mau makan sehingga harus dipaksa oleh seorang teman pemilik petshop yang berbaik hati membantu saya. Siang hari di hari ketiga, belum juga ada diagnosa pasti namun saya sepertinya sudah mulai ada arahan mengenai penyakit Rami setelah saya berkonsultasi dengan beberapa dokter via online. Malam harinya, saat saya menjenguk Rami, setelah saya sempat mengucap salam mesra padanya, kondisi Rami kritis.

Malam itu, tepatnya 8 Agustus 2014 pukul delapan malam. Saya menahan tangis menemani Rami yang berada di ruang emergency. Selama empat jam Rami berjuang hingga akhirnya kembali kepada-Nya. Dia lebih menyayangi Rami, membebaskannya dari rasa sakit. Kehilangan? Tentu. Bagaimanapun juga Rami mengisi hidup saya selama kurang lebih sepuluh bulan. Tapi saya percaya bahwa Rami akan bahagia, bisa bermain bersama teman-temannya disana.

BSD, 17 Desember 2014
Rami, i miss you. Baik-baik disana :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar