Kamis, 13 Juli 2017

DARI RANTE MARIO KE JALAN LAIN KE RUMAH


RANTE MARIO, LATIMOJONG
NEVER ENDING UWOWWWW




Gunung Latimojong merupakan gunung tertinggi di Sulawesi, terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan dengan puncak tertingginya puncak Rante Mario yang berada pada ketinggian 3478 mdpl. Selain itu terdapat beberapa puncak lain di Pegunungan Latimojong diantaranya puncak Nenemori (3397 mdpl), puncak Latimojong (3305 mdpl), dan Rante Kambola (3083 mdpl). Menurut informasi yang saya baca di internet terdapat tiga jalur pendakian Gunung Latimojong, namun yang sering digunakan oleh para pendaki adalah jalur pendakian via Dusun Karangan di Kecamatan Baraka.

26 Juni 2017.
Setelah tertunda dua kali dalam satu tahun, akhirnya niat saya untuk mendaki Gunung Latimojong terlaksana bulan Juni 2017. Setelah dengan hati-hati mendapatkan izin orang tua (karena saya berangkat di hari kedua lebaran Idul Fitri), saya pun memesan tiket penerbangan menuju Makassar untuk tanggal 26 Juni 2017 lalu. Kami (saya dan teman-teman) tiba di Makassar pukul dua dini hari keesokkannya (27 Juni 2017) dan langsung bertemu dengan teman kami yang mengantarkan mobil karena memang rencananya kami akan menyetir sendiri selama perjalanan ke Latimojong dan explore tempat-tempat lain di Sulawesi Selatan.

Sebelum berangkat menuju Karangan

Kondisi Jalan dari Baraka menuju Karangan

27 Juni 2017.
Bertolak dari Bandara Sultan Hasanuddin, kami meluncur menuju basecamp pakis di Baraka. Kami sempat mampir di Masjid Raya Pare Pare untuk menjemput seorang teman yang akan menemani kami mendaki Gunung Latimojong. Tiba di basecamp Pakis, kami segera repacking dan berangkat menuju Dusun Karangan dengan menggunakan jeep. Perjalanan menuju Dusun Karangan sekitar dua setengah jam dari Baraka. Jeep bisa memuat hingga dua belas orang sehingga akan lebih hemat jika jumlah rombongan lebih banyak. Untuk jeep kami berbarengan dengan rombongan lain dari Jakarta juga sehingga bisa menghemat anggaran. Harga sewa jeep untuk perjalanan dari Barake ke Karangan berkisar 1,4-1,7 juta untuk pergi pulang, alternatif selain menggunakan jeep adalah dengan menumpak truk sayur namun truk ini biasanya hanya ada pada hari Senin dan Kamis saat hari pasar. Kami tiba di Dusun Karangan pukul setengah tiga sore, beristirahat untuk makan dan shalat kemudian memulai pendakian.

Jalur dari Basecamp ke Pos 1

Tim pendakian berjumlah enam orang, terdiri dari Edi, Ilman, Kiki, Murham, Ria dan saya sendiri. Pendakian dimulai pukul empat sore dengan kondisi hujan. Sebenarnya target pendakian adalah sampai Pos 5, tetapi karena kondisi tim di lapangan akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 2 pada pukul delapan malam. Sejujurnya saya kurang begitu senang mendaki malam dalam kondisi hujan apalagi dengan jalur yang cukup curam seperti jalur dari Pos 1 ke Pos 2 yang beberapa kali sampai harus memeluk batang pohon. Malam itu di Pos 2 pun sangat ramai sehingga sulit untuk mendapatkan tempat camp yang nyaman. Setelah selesai mendirikan tenda, kami pun memasak dan makan malam kemudian beristirahat. Karena perjalanan dari basecamp ke Pos 2 dilakukan malam hari maka kami tidak punya foto selama di jalur, yang jelas jalur dari Pos 1 ke Pos 2 cukup ekstrem karena di sisi kiri adaah jurang, selain itu seringkali kami harus memeluk batang pohon dan bertumpu pada akar-akar pohon.

Goa Pos 2
Pos 2 (pic: Ria)


28 Juni 2017.
Pendakian dilanjutkan lagi pada pukul delapan pagi. Atas saran salah seorang teman, kami memutuskan meninggalkan tenda di Pos 2 dan naik ke puncak dengan membawa beberapa barang saja seperti flysheet, kompor, nesting, raincoat, senter, dan peralatan lain yang diperlukan, Pendakian dari Pos 2 hingga ke Puncak Rante Mario kami tempuh selama kurang lebih delapan jam. Selama pendakian menuju puncak berkali-kali kami memotivasi dengan kalimat "satu tanjakan lagi" yang pada kenyataannya masih harus melewati beberapa tanjakan, saat melihat sebuah bukit kami pikir itulah Rante Mario, namun ternyata puncak Rante Mario masih di balik bukit tersebut, di baliknya lagi, dan di balik punggungannya lagi. (Entah berapa bukit yang harus dilalui untuk mencapai Rante Mario).

Jalur Latimojong, paket lengkap.
mulai dari manjat, merangkak, jalan jongkok, gelantungan, perosotan
Hutan Lumut, pic taken by: Ria
Pic taken by: Ria

Pic taken by: Ria

Kami tiba di puncak Rante Mario dengan kondisi berkabut (yeayyyy! setelah perjalanan panjang dan never ending uwow untuk tanjakannya, di puncak tidak seperti di foto orang-orang dengan background langit biru awan putih). Tapi saya pribadi bersyukur tiba di puncak hanya dengan kondisi berkabut tidak ditambah hujan apalagi badai (hal yang saya khawatirkan selama pendakian menuju puncak). Waktu itu ada cukup banyak tenda yang camp tak jauh dari tugu Rante Mario. Sekitar satu jam kami berada di puncak untuk berfoto dan ngemil, kemudian melanjutkan perjalanan turun pada pukul lima sore. Hari mulai gelap dan senter-senter mulai mengiringi langkah kami. Sekali lagi kami mendaki malam dengan jalur yang benar-benar uwowwwww. Sekitar pukul setengah dua belas malam kami tiba di Pos 2, tempat kami camp. Setelah masak, makan, dan bersih-bersih tanah yang menempel di kaki dan tangan, kami pun beristirahat.

Jalur yang terlihat landai sebenarnya tidak :p

Jalur Pendakian Latimojong

Jalur Pendakian Latimojong

Istirahat Makan Siang Saat Menuju Puncak
Puncak Rante Mario
Puncak sempat cerah. Pic taken by: Ria


29 Juni 2017.
Pukul sepuluh pagi kami pun melanjutkan perjalanan turun ke Dusun Karangan dan tiba disana pukul setengah satu siang. Kemudian mencari jeep dan menuju ke Baraka kembali.

Perjalanan Turun Menuju Pos 1, pic taken by: Ria

Puncak adalah bonus, mungkin kami belum beruntung untuk mendapatkan foto di puncak Rante Mario dengan background langit biru awan putih yang cerah, meskipun berkabut saat di puncak, tapi hal yang lebih melekat adalah cerita selama perjalanan, sebuah proses.

Karena tujuan setiap pendaki adalah untuk pulang dengan selamat. 

Berikut ringkasan pendakian Gunung Latimojong:

26 Juni 2017
23.05-02.00 Penerbangan Jakarta-Makassar

27 Juni 2017
02.00-03.00 Tiba di Makassar dan persiapan.
03.00-10.00 Perjalanan Makassar-Baraka
10.00-11.00 Persiapan di basecamp Pakis Baraka
11.00-14.00 Perjalanan Baraka-Karangan
14.00-16.00 Istirahat dan persiapan di basecamp Karangan
16.00-20.00 Basecamp Karangan-Pos 2

28 Juni 2017
08.00-16.00 Pos 2-Puncak Rante Mario
16.00-17.00 Puncak Rante Mario
17.00-23.30 Puncak Rante Mario-Pos 2

29 Juni 2017
10.00-12.30 Pos 2-Basecamp Karangan

Kamis, 30 Maret 2017

PANTAI SINDANGKERTA

Pantai Sindangkerta
Photo by: @sartikanoriza
Akhir Maret 2017 saya dan beberapa sahabat yang baru kenal dalam kelas inspirasi Tasikmalaya berkunjung ke Pantai Sindangkerta, sebuah pantai yang berjarak sekitar 74 kilometer dari Kota Tasikmalaya. Pantai Sindangkerta terletak di Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Jarak tempuh menuju Pantai Sindangkerta sekitar tiga jam perjalanan dengan kendaraan pribadi, untuk transportasi umum bisa menggunakan bis dengan rute Tasikmalaya-Karang-Cipatujah-Pamayang (Bis Budiman, Sakura), turun di Pantai Sindangkerta. Untuk informasi menggunakan bis saya kurang paham karena kami menggunakan kendaraan pribadi.

Tiket Masuk Pantai Sindangkerta

Akhirnya sehabis sarapan kami yang terdiri dari enam orang berangkat dari Ciamis karena malamnya menginap disana, dari Ciamis kami berangkat pukul setengah delapan pagi dan tiba pukul sebelas. Jalan menuju Pantai Sindangkerta berkelok-kelok dan naik-turun, beberapa dari kami sempat merasa mual untungnya tidak sampai jackpot, hehhe. Sepanjang perjalanan kami disuguhi pemandangan sawah dan pantai yang indah. Retribusi masuk Pantai Sindangkerta sebesar Rp 3.500,-/orang, tarif yang cukup murah menurut saya.

Pemandangan Menuju Pantai Sindangkerta
Photo by: @ishaprilia

Di Pantai Sindangkerta terdapat beberapa spot yang bagus untuk berfoto, karena banyak karang maka saya sarankan untuk memakai sandal agar kaki tidak sakit dan juga tidak panas saat berjalan di pasir pantai. Kami sempat berendam di salah satu bagian pantai yang cukup tenang ombaknya, juga berfoto di beberapa spot. Beruntung karena traveling kali ini, kami mengajak fotografer terpercaya yang terbukti kesabarannya dalam memenuhi keinginan kami untuk berfoto-foto, hehehe.

Photo by @ahmad_fadil_hilmi
In frame: @ishaprilia
Photo by: @ahmad_fadil_hilmi
Pantai Sindangkerta cukup jauh dari Kota Tasikmalaya, namun segala mual dan lelah selama perjalanan tertebus oleh keindahannya, oh ya Pantai Sindangkerta juga termasuk cukup bersih. Berminat mengunjungi Pantai Sindangkerta? Tapi jangan lupa untuk menjaga kebersihannya ya agar tetap alami. :)
Berendam, in frame: @riliahp @sartikanoriza @aldilaastrilia
Photo by: @ahmad_fadil_hilmi

Ahmad Fadil Hilmi, fotografer.