Rabu, 26 Agustus 2015

PULANG



Ada yang datang dan pergi.
Bahkan sekalipun kau menutup hati,
Ada yang memilih pergi, meski ingin tinggal.
Ada yang tetap tinggal meski tersakiti hampir mati. 

Sepanjang apapun, serumit apapun.
Yang kau tempuh selalu menuju pulang.
Meski sering kau menolak.

Percayalah, suatu saat nanti.
Pada akhirnya nanti.
Kita akan pulang kesana.
Pada hati yang kembali siap terbuka.

Jumat, 14 Agustus 2015

AUGUS(T)RUST

“It has been said, 'time heals all wounds.' I do not agree. The wounds remain. In time, the mind, protecting its sanity, covers them with scar tissue and the pain lessens. But it is never gone.” 
-Rose Kennedy-



Yes, i do not agree. But, i want to trust.

Agustus tujih tahun lalu, sejak saat itu lah Senja ingin percaya.  Waktu menyembuhkan luka. Lima tahun lalu, bulan Agustus di suatu tempat, kaki gunung di Jawa Tengah. Senja menghela nafas, seperti udara setiap helaannya tak mampu menghitung lukanya. Tengah malam matanya belum juga mampu terpejam padahal tubuhnya lelah setelah hampir tujuh jam berjalan menuruni pegunungan. Dingin air yang mengguyur tubuhnya seolah bukan apa-apa, hatinya lebih dingin dan beku

Agustus satu tahun kemudian, kota kembang rupanya memberi sedikit warna meski hanya abu-abu. Setidaknya saat itu lagi-lagi Senja ingin percaya bahwa waktu menyembuhkan luka. Setiap pertemuan akan ada perpisahan, entah seperti apapun itu terjadi, semesra atau seburuk apapun itu berakhir. Berkali ia berusaha ingin percaya namun dalam dirinya sebagian menolak. Bergeser dari kota kembang, pelan-pelan ia mulai mencari-cari kembali apa yang bahkan ia tidak pahami.

Agustus-Agustus berikutnya, Senja selalu berusaha melapangkan hatinya untuk percaya. Tapi kembali yang ditemukan luka. Sekali lagi, sebagian dirinya menolak. Sebagian yang tak mampu ia kendalikan, menolak melupakan luka. Luka yang sejak Agustus itu menetap dalam hati, berdiam dan tak jua pergi. Luka yang setiap Agustus berontak meski mati-matian ia berusaha percaya, waktu akan menyembuhkan luka. Benarkah?

Agustus ketujuh, setelah berkali membuka dan menutup hati hingga nyaris tak ingin percaya lagi. Akhirnya ia sampai pada saat itu. Saat dimana pada akhirnya ia percaya, bahwa luka mungkin tak pernah benar-benar pergi. Saat dimana akhirnya ia percaya, suatu saat ia akan baik-baik saja. Agustus ketujuh, Senja berhasil memberi kesempatan pada dirinya sendiri, belajar mencintai dirinya sendiri, dan kemudian menemukan bahwa ia baik-baik saja.

Agustus, Senja selalu berusaha percaya. Pada akhirnya ia akan baik-baik saja. Pada akhirnya, ia tahu selalu ada kopi dan senja yang bisa dinikmati.

Serang, Agustus ketujuh.
pic: google