Senin, 19 November 2012

TIDAK SAMPAI PADA SEPTEMBER KETIGA



September pertama,
kita merajut terik dan hujan, jadi pelangi.
Sepanjang rel yang bisa disusuri,
demi ular besi lewat memendekkan jarak.
Membentang pematang di antara sawah-sawah kita yang hijau,
melukis jembatan di atas sungai-sungai kita yang jernih.

September kedua,
Kita bertahan, menerobos pulau, menyeberangi selat.
Meniti pematang yang ternyata berlumpur.
Menyebrangi sungai dengan jembatan yang melapuk.
Kita? Benarkah?
Atau hanya aku?

Menuju September ketiga,
Kemarau seperti terlalu panjang tahun ini.
Menanti hujan yang lama tiba.
Seperti pancaroba, aku sakit!
Aku hujan di musim kemarau.
Kekeringan di musim penghujan.


Tidak sampai September ketiga,

Terlalu jauh dalam jarak setengah meter,

di sebuah meja kedai kopi.

Kita sampai pada jalan yang berbeda.

Yogyakarta, 2012

Selasa, 06 November 2012

Keabstrakan Secangkir Kopi



Secangkir kopi darimu adalah abstraksi dari sebuah esensi..
(Sartika Noriza)

Aku tidak bisa berkata apa-apa ketika secangkir kopi terhidang di hadapanku, kental, hangat, dan harum. Kemudian aku hanya akan membuka tutup cangkir, menikmati aromanya dan menyeruput pelan-pelan. Secangkir kopi seperti waktu yang amat panjang, dinikmati hingga menemukan dasar pada ampasnya.

Sama seperti aku tidak mengatakan apapun atas hal yang kamu katakan. Kamu memberiku waktu, seperti memberiku secangkir kopi yang sangat aku sukai. Kamu membiarkanku menikmatinya pelan-pelan, memberiku kesempatan untuk mencari keyakinan.  

Tapi sebenarnya kamu tidak pernah benar-benar menyuguhkanku secangkir kopi, yang kamu suguhkan adalah esensi dari penikmatannya. Semangat, vitamin, dan mungkin yang kamu sebut cinta.

Kopi itu pahit, karena aku tidak terlalu menyukai gula yang banyak dalam cangkirku. Aku belajar hati-hati tapi aku rasa lebih tepat dikatakan bahwa aku takut. Aku takut kopiku menjadi terlalu manis sehingga suatu ketika aku tidak mampu lagi menikmati kopi hitam yang pahit. Tapi secangkir kopi darimu, membuatku berpikir bahwa keberanian harus aku lakukan, belajar berani untuk memutuskan.
Karena itu aku tidak pernah mau merubah kopiku, kamu tahu aku memiliki caraku sendiri menikmati secangkir kopi. Semoga kamu membantuku mengerti tentang apa yang disebut orang-orang cinta….

Kopi itu semangat..
Kafein itu vitamin..
A coffe with one “e” same as one “e” in Love..
(Chicken Soup for the Coffee Lovers)

Sartika Noriza – November 2012