Sabtu, 24 Desember 2016

NGGAK MAU COBA COFFEE TAREEK KAK?

Suatu hari, di sebuah kedai kopi.
"Nggak mau coba coffee tareek kita kak?"
Setelah sekian lama tidak kesana, menu yang biasa ku pesan hilang dari daftar, ditambah pegawai kedai kopi yang tidak lagi ku kenal. Pertanyaan itu terlontar setelah aku akhirnya memutuskan memesan black coffee setelah espresso hilang dari daftar.
"Nggak deh, mas yang biasanya kemana?" aku menolak sekaligus bertanya.

Esok-esoknya setiap aku kembali ke kedai kopi itu, aku mendapatkan tawaran yang sama dari pegawainya. "Nggak mau coba coffee tareek kita kak? Lebih strong kopinya. Kalau lu suka kopi, gue jamin deh lu pasti suka coffee tareek kita"

Setelah tiga kali menolak, akhirnya aku memutuskan untuk memesan coffee tareek yang ditawarkan. Harus aku akui rasanya memang lebih kuat dan aku menyukainya, kopinya maksudku bukan si pegawai yang menawarkan kopi. Hehehe.

Hanya karena kalimat "Nggak mau coba coffee tareek kita kak?" Aku berpikir, rupanya kita butuh sesuatu yang baru, seseorang yang baru. Setelah yang lama pergi dan meninggalkan luka yang membekas, tak pernah benar-benar hilang dari hati.

Mungkin sebaiknya aku berterima kasih pada pegawai yang kini sudah semakin hafal denganku yang hampir selalu memesan coffee tareek dan tanpa gula saat berkunjung ke kedai kopi itu.