Selasa, 25 November 2014

NOVEMBER RAIN



Suatu senja, hujan turun.
Setelah mendung diisyaratkan awan.
Kaki melangkah menuju padang.
Tempat dimana kau memandang.

Ilalang menunduk, lelah.
Senja meredup, gelap.
Wajahmu mengadah,
meminta hujan mengecup.

Suatu malam dingin,
sisa hujan senja tadi.
Tanpa diperkenankan,
menyisakan sepi.

Ada banyak tanya,
dan kau temukan jawab.
Tak kau duga,
tak disangka tetap tak terjawab.

Satu yang kau rasa, ini nyata.

Ini hanya tentang satu hal.
Hujan di bulan November.
yang memporakporandakan.

BSD, 25 November 2014


Sometimes I need some time...on my own
Sometimes I need some time...all alone
Everybody needs some time... on their own
Don't you know you need some time...all alone

"November Rain"


Selasa, 18 November 2014

RUMUS EXCEL-NYA KACAU

Sudah menjelang siang saat kepala saya mulai terasa berputar-putar. Angka-angka itu terlalu kecil dan samar bagi saya tanpa kaca mata. Namun kaca mata membuat kepala saya semakin berputar. Jadilah monitor komputer saya majukan setengah meja dari tempat semula. Setidaknya posisi itu sedikit lebih nyaman. Jam makan siang sebentar lagi, saya masih berkutat dengan excel, masih meraba-raba pola rumus. Sampai akhirnya saya putuskan untuk menyantap bekal saya sebelum kembali berkutat dengan angka. 

Sudah hampir satu jam dan saya belum menyelesaikan satu worksheet pun. Bola mata saya masih menelusuri bagaimana excel bekerja dengan rumusnya untuk menghasilkan angka yang kami sebut laporan. Jari saya masih berdansa dengan kursor, mencari gerakan mana yang tepat menuju sebuah hasil.

Rasanya kepala saya sudah penuh, berat. Bahkan saya harus beberapa kali ke toilet, tidak untuk buang air, hanya sekedar melakukan stretching ringan di bilik nomor dua dari pintu toilet. Mungkin yang lain boleh mengira saya diare atau "beser".  Saya hanya butuh stretching!

Kopi saya bahkan masih tersisa setengah cangkir, tidak seperti biasanya yang pasti habis sebelum jam makan siang. Ia sudah mendingin dan mengendapkan ampas dan saya lupa menyentuhnya, maaf. Handphone saya pun bergetar berkali-kali, saya acuhkan. Angka-angka di hadapan saya rupanya tak ramah.

Saya masih berkutat dengan worksheet pertama yang akhirnya selesai dalam dua jam. Lanjut ke worksheet kedua saya sudah mulai menemukan pola meski masih sedikit linglung dengan angka-angkanya. Rupanya mereka benar-benar memaksa saya mengenal lebih dekat, memaksa saya tau bagaimana mereka berpola untuk menjadi sebuah laporan. Di pertengahan saya pasang earphone dan mendengarkan musik, berharap sedikit terbantu dalam berpikir.

Tulisan saya ini bukan tentang apa-apa, hanya tentang excel yang tiba-tiba kacau, yang tiba-tiba menampilkan hasil #REF atau ?NAME. Rupanya satu bagian cell mengandung formula ter-delete oleh saya. Tulisan ini hanya tentang excel yang menampilkan angka begitu banyak dengan font Tahoma berukuran delapan. Tulisan ini hanya tentang excel yang formulanya tiba-tiba kacau karena saya salah menempatkan kursor.

Menjelang senja, saya menemukan polanya. Saya sudah lebih terbiasa dengan angka-angka itu. Sehebat apapun rumus yang diciptakan, jika saya tak paham polanya apalah arti rumus itu? Seperti hidup saya, meski lebih rumit dari rumus, tapi yang terpenting saya tahu pola dan tujuan saya. Karena kehidupan tidak seperti excel yang hanya dengan rumus SUM(A1:A100) akan langsung menampilkan hasil. Kehidupan tidak mengkonversikan semua dalam satuan yang sama, itu sebabnya rumus tak selalu berhasil dalam kehidupan.

Saat senja hilang, kursor bergerak Start-Shutdown.

Hikmah dari worksheet yang masih mengharuskan saya berkutat dengan angka.
18 November 2014


Minggu, 16 November 2014

MAAF PAPA, SAYA BANGUN SIANG

Handphone saya sudah berdering dari lima belas menit lalu, alarm subuh sudah mengulang dua kali membangunkan saya. Untunglah alarm kedua berhasil membuat saya terbangun untuk bersegera. Usai menunaikan subuh, saya menuju mesin cuci dan menekan beberapa tombol, selanjutnya biarkan mesin itu bekerja sebagaimana mestinya. Saya? berjalan kembali menuju tempat tidur dan terlelap (lagi).

Pagi ini hari Minggu, biasanya saya sudah turun ke lantai bawah selambatnya pukul setengah tujuh pagi untuk melakukan beberapa pekerjaan rumah. Tapi tidak pada hari ini. Pukul setengah delapan saya masih memeluk guling saya dan mendengar suara penjual bubur ayam langganan lewat di depan rumah. Semalam saya sudah menanyakan pada Papa apa pagi ini kami akan sarapan bubur ayam, tapi rupanya sedari subuh tadi badan saya terasa sakit. Jadilah saya masih berbaring bermalas-malasan di tempat tidur saat suara penjual bubur ayam terdengar.

Sabtu kemarin, sedari pagi saya beraktivitas di luar rumah. Saya mengunjungi organisasi ekstrakurikuler saat SMA. Ada agenda penting dalam organisasi itu, Musyawarah Anggota, dan saya sadar dengan sistem keanggotaan yang seumur hidup, saya merasa perlu untuk hadir saat diri saya mampu menghadiri acara itu.

Rupanya tubuh saya sudah mengakumulasi kegiatan saya sejak Senin lalu, akibatnya Minggu pagi badan saya terasa sakit. Weekend, mungkin papa menginginkan saya untuk istirahat di rumah setelah lima hari berkutat di depan komputer dengan angka-angka yang begitu banyak. Tapi saya merasa bahwa weekend adalah saatnya saya melakukan apa yang saya inginkan. Entah itu beristirahat di rumah, naik gunung, atau mengunjungi SMA saya seperti Sabtu kemarin. Jika ditanya apa yang saya dapat, saya akan jawab saya mendapatkan perasaan bahagia, bahagia dari sebuah kesederhanaan. Saya bahagia karena dapat berbagi, berbagi pengalaman yang sederhana kepada mereka disana.

Pukul sembilan pagi saya benar-benar sadar dari nikmatnya kasur saya. Saya turun ke lantai bawah dan melihat Papa (tentu) sudah mengerjakan bagian pekerjaan rumahnya. Di meja makan saya lihat semangkok bubur ayam, rupanya Papa tetap membelikan saya bubur ayam. Terima kasih. Selesai sarapan saya pun tetap mengerjakan pekerjaan rumah saya meski terlambat. Rupanya tubuh saya masih belum bisa terima dibangunkan dari tidurnya tadi. Setelah semua selesai, saya kembali ke kamar dan lagi-lagi kembali (ter)tidur.

Jadi, sekali lagi. Maaf Papa, Minggu ini saya bangun siang.

Minggu, 16 November 2014. 09.00 WIB