Senin, 06 Juli 2015

SEBOTOL AIR MINERAL

Jakarta, Maret 2010

picture: google

Sudah lewat tengah malam, perempuan itu masih saja berdiam di kursinya. Untung saja kedai ini 24 jam, sehingga tak ada yang akan mengusirnya yang tengah asik dengan kopi dan rokoknya. Ini sudah gelas ketiga kalau ia tak salah hitung, diantarkannya cangkir itu ke hadapan perempuan itu. "Gelas ketiga nona, terlalu banyak kafein malam ini, ada baiknya pula Anda berhenti merokok." Perempuan itu menerima kopinya sambil melirik tajam padanya seakan berkata "apa urusanmu!". Perempuan itu acuh tanpa menoleh lagi, lelaki itu, Pram, akhirnya menyerah pergi kembali pada pekerjaannya.

Senja, perempuan itu sudah menghabiskan hampir tiga gelas kopi dalam lima jam. Handphone-nya berdering, panggilan masuk yang kelima kalinya tak diangkat. Tak lama pesan singkat pun muncul. Ia tak bergeming, tak ingin diganggu. Sibuk menyeruput kopi yang disadarinya telah hampir habis pula, dipanggilnya lelaki tadi memesan secangkir lagi. Lima belas menit kemudian, lelaki itu kembali datang mengantarkan kopi dan sebotol air mineral. Senja menoleh hendak protes karena tidak memesan selain kopi. "Terlalu banyak kafein tak baik nona, air mineral akan banyak membantu." Lelaki itu berkata dan tersenyum.

Pram sudah hendak berbalik, ia merasa tak pantas mengusik kesendirian perempuan itu. Rupanya perempuan itu memanggilnya "Hei, terima kasih." Pram menoleh dan melihat senyum pertama perempuan itu setelah lima jam lamanya.

Untuk Pram dan sebotol air mineral, terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar