Jumat, 27 Desember 2013

PEREMPUAN HUJAN

Ia masih disana, tangan kanannya sibuk menekan tombol mouse, pandangannya lurus mengeja huruf dan angka yang berderet. Ia disana tapi tak disana. Ia memandang, kosong. Seolah jari-jari tangannya bergerak tanpa komando.

Sesekali ia terhenti, diam, gamang. Ia lelah, sungguh, dari dalam dirinya seakan ingin melawan tapi ia jatuh. Ia ingin percaya bahwa ia mampu meski tertatih. Hey, ia bukan seperti yang lainnya bukan? Ia hanya ingin tak dilewatkan.

Ia kembali menyibukkan diri, bahunya mulai menurun, memaksa bersandar. Matanya sayu, semakin kosong. Ia tahu persis apa yang diinginkannya, tak ada yang lain. Ia tahu persis pundak mana yang diharapkannya mampu menopang beratnya, sebentar saja.

Ia pun hanya perempuan biasa. Bisa jatuh meski sanggup berlari, bisa hujan meski kemarau panjang. Ia tak bisa menolak, tak kuasa berontak. Seketika ia menjelma. Sudah terlalu letih, sudah merapuh, pertahanan terakhirnya mulai longsor. Ia menjelma, perempuan hujan siang itu.

Yogyakarta, 26 Desember 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar