Agustus 2015.
Lama libur nge-trip bikin saya tetap jalan meskipun kondisi sedang flu berat (bos saya sampai wanti-wanti jangan sampai Senin saya absen kerja apalagi kali ini tujuannya adalah main air, hehehe). Tujuan kali ini adalah ke Pulau Tunda di Serang, Banten. Saya pergi kesana dengan satu orang rekan kerja saya dan teman-temannya, kira-kira total seluruh tim adalah lima belas orang. Well, satu-satunya orang yang saya kenal adalah teman kerja saya, selebihnya? tidak masalah, beruntung saya bisa beradaptasi dengan cukup baik pada orang baru, lumayanlah bisa traveling dan dapet teman baru juga kan?
Jumat malam pukul sebelas, saya dan teman saya sudah tiba di Serang. Menginap di tempat teman (yang baru saya kenal). Besok paginya kami menuju pelabuhan Karang Hantu dan berjumpa dengan seluruh tim beserta guide Pulau Tunda. Perjalanan menyebrang ke Pulau Tunda kurang lebih tiga jam, pada awalnya semua sibuk berceletoh hingga setelah satu jam kapal berjalan satu per satu mulai tumbang memejamkan mata, entah karena mengantuk atau mabuk laut. Sementara saya dan dua orang lainnya masih sibuk ngobrol, mengomentari perahu lain yang ditarik perahu kami karena ada sedikit gangguan pada mesinnya.
Siang hari kami tiba di Pulau Tunda, makan siang dan sholat kemudian menuju spot snorkling. Saya berkenalan dan sok akrab dengan tour guide kami dari Allay Island, yang kami panggil bang Allay. Kok Allay? Entahlah. Hahahaha. Oke, sudah kebiasaan saya sksd dengan orang baru (kata teman-teman saya) bahkan dibilang "modus". Main air memang menyenangkan, apalagi melihat laut benar-benar sangat luas. Sore menjelang senja, kami sudah tiba kembali di pulau untuk menuju pantai, hunting sunset. Katakanlah saya penikmat senja, saya bisa tiba-tiba berdiam hanya menatap senja. Tidak peduli sementara waktu pada sekeliling saya. Bagi saya menatap senja yang menghilang memiliki sensasi sendiri.
Teman saya bilang senja dimanapun itu sama, yang membedakan adalah hanya
dengan siapa.
Ada benarnya juga, tapi bagi saya senja
selalu berbeda, meskipun dalam bentuk yang sama.
Malam hari di Pulau Tunda, mungkin akan asik jika ada acara BBQ atau lainnya, tapi malam itu melihat suasana disana pun lebih dari cukup bagi saya. Di halaman rumah tempat kami menginap, anak-anak kecil sedang nonton bareng. Bergembira seperti tak punya beban. Kadang saya berpikir, apakah kita merindukan masa kecil kita? Mungkin iya, tapi kita adalah manusia yang akan terus tumbuh, menua dan mendewasa. Saya berkeliling pulau, melihat kegiatan penduduk dan dermaga di malam hari. Termasuk mengobrol dengan pemilik warung di tempat saya menginap, memesan secangkir kopi hitam.
Ketika semua orang sibuk dengan keramaian,
kadang yang saya butuhkan adalah sejenak menepi.
Esok paginya, dengan maksud hunting sunrise saya berniat jalan sendiri menuju dermaga. Rupanya beberapa teman saya mengikuti langkah saya. Di dermaga saya melihat seorang bapak yang baru saja mengangkut bensin dari Serang untuk genset, karena rupanya di Pulau Tunda listrik hanya dinyalakan dari pukul enam sore hingga dua belas malam. Pagi dan siang hari, penduduk menggunakan tenaga surya.
Setiap perjalanan bagi saya selalu menyuguhkan hal baru, memperlihatkan saya hal-hal yang berbeda, membuat saya dipenuhi bermacam pertanyaan, menuntut saya untuk belajar memahami. Semua adalah proses, melepaskan dan menemukan.
Agen Situs Terpercaya
BalasHapusAgen Casino Terpercaya
https://bit.ly/30ZegxT
Agen terbaik dan terpopuler hanya ada di sini bos ku!!
Ayo gabung bersama kami di 88CSN dan banyak bonusnya juga bos ku..
Info lebih lanjut langsung hubungi CS kami pelayanan 24 jam
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
www.wes88.com
Facebook : 88CSN