Bicara soal kopi, kita punya selera dan kesepakatan yang mirip. Ya mirip, artinya hampir sama tapi tak sepenuhnya. Hitam, pahit dan kental tentu saja. Tapi kadang kita melanggar, menambahkan sedikit krimer, susu, dan gula sesuai suasana masing-masing. Bicara soal kopi pula, kita setuju bahwa kopi adalah cairan yang wajib kita minum sehari-hari. Kopi hitam selalu hadir dalam perbincangan kita, kita selalu punya alasan untuk menghadirkannya antara kita.
Masih juga tentang kopi, kita mengerti bahwa kopi adalah pahit. Justru itu yang kita sukai. Kita pernah sepakat bahwa kopi tanpa gula itu menyenangkan, seperti cinta tanpa rasa sakit. Bicara tentang cinta, kita pernah sepakat tidak menghadirkannya antara kita. Bicara tentang cinta, apa yang kita ketahui selain rasa sakitnya? Atau kita memang tak pernah paham tentang cinta. Kemudian kita bernegosiasi untuk tidak membicarakan cinta, menyimpannya diam-diam biar mengendap seperti ampas kopi.
Kopi, kamu, dan senja. Senja itu aku duduk antara kamu dan kopi. Menulis kesepakatan-kesepakatan kita dalam cangkir tentang kopi dan cinta. Senja itu rupanya aku berhenti mencintaimu, tapi aku tak berhenti mencintai kopi. Seperti halnya yang kamu lakukan.
Ngomong-ngomong, katanya ini hari kopi sedunia. Selamat minum kopi ya kamu! :)
1 Oktober 2015, sebelum senja hilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar