Malam itu hari libur nasional tanggal 14 Mei 2015. Usai piknik ke daerah Sentul, saya menggunakan kereta Commuter Line (CL) dari Pasar Minggu untuk menuju daerah Serpong. Sejujurnya, ini pertama kalinya saya naik kereta dari stasiun Ps.Minggu. Setelah bertanya pada petugas stasiun, barulah saya tahu bahwa saya harus transit di stasiun Tn.Abang terlebih dulu untuk kemudian melanjutkan naik kereta ke Serpong. CL dari Ps.Minggu malam itu tidak terlalu ramai, tidak banyak orang yang berdiri di dalam gerbong, pun saya yang sudah nyaman duduk di sudut kursi. Fyi saja, saya naik di gerbong campuran bukan gerbong khusus wanita. Begitu pula saat tiba di stasiun Tn.Abang, setelah lari-lari naik turun tangga karena kereta menuju Serpong sudah siap berangkat (maklum sudah jam sembilan malam dan itu hari libur), saya hanya melewati gerbong khusus wanita dan sengaja masuk di gerbong campuran di belakangnya. Saat itu petugas yang saya lewati mungkin berpikir kenapa saya malah sengaja berlari lebih jauh menuju gerbong di belakang, padahal masuk ke gerbong khusus wanita lebih dekat.
Jadi malam itu, saya berdiri di gerbong kereta sejak dari stasiun Tn.Abang. Kebanyakan perempuan yang ada di gerbong itu dan juga berdiri adalah mereka yang pada umumnya berpasangan dengan laki-lakinya. Tidak ada yang menawarkan tempat duduk untuk saya, tidak masalah saya masih dalam keadaan mampu untuk berdiri bahkan sampai Serpong, meski akhirnya di stasiun Sudimara saya mendapatkan tempat duduk. Gerbong khusus wanita, saya jadi teringat sebuah tulisan di kompasiana yang bercerita tentang hal ini. Secara pribadi, saya termasuk wanita yang lebih cenderung naik di gerbong campuran dibanding gerbong khusus wanita, mungkin dikarenakan saya menyadari bahwa terkadang kita sebagai wanita lebih egois terhadap wanita lain, hal ini pula yang juga jadi pertimbangan teman-teman wanita saya untuk naik gerbong campuran dibanding gerbong khusus wanita. Selain itu, saya rasa dalam tulisan kompasiana itu ada benarnya juga, bahwa wanita harus mampu bersaing dengan sehat bahkan bersaing dengan kaum laki-laki.
Tangerang Selatan, 15 Mei 2015.Sekedar cerita pengalaman naik kereta :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar