31 Desember, hari terakhir di
tahun 2012, ya banyak orang menantikan pergantian tahun. Tiga kali pergantian
tahun aku lewati disini, tapi malam ini gegap gempita pergantian tahun sedikit
teredam hujan deras yang mengguyur kota Jogja sedari sore hari. Namun mendekati
pukul dua belas malam, sayup-sayup terdengar pula ledakan kembang api sebagai
luapan emosi perayaan pergantian tahun.
Aku bukan salah satu dari mereka
yang mungkin saat itu berada di gubuk pinggir pantai berdesak-desakan berteduh
dari hujan yang sangat deras, dengan wajah penuh harap hujan akan berhenti
sebelum pukul dua belas malam. Aku juga tidak berada di dataran tinggi dan
pastinya mereka yang disana pun sedang duduk cemas berharap langit berhenti
menangis, kembang api mereka menunggu dimuntahkan melukis langit pergantian
tahun. Aku berada di atas kasur kecil
dalam kamar kostku, berbaring membaca sebuah novel tentang cerita luapan
lumpur panas, hal yang sama dengan mereka adalah bahwa aku menunggu pukul dua
belas malam, tapi bukan karena ingin berkembang api ria atau bakar-bakaran.
Mataku sudah hampir berat
mendekati jam sebelas malam, sementara ia yang juga berada di atas kasurnya sepertinya
sudah terlelap dalam peraduannya di sebuah rumah kecil yang hangat. Tidak apa,
rencana bermalam tahun baru bersama pun terpaksa dibatalkan lagi-lagi karena
hujan. Tapi aku yakin, ada kebersamaan lain yang lebih penting dari sekedar
kebersamaan sehari dalam malam pergantian tahun. Apalagi beberapa hari esok ia
akan aku pertemukan dengan seseorang yang aku tunggu malam ini. Meski rencana
telah dibatalkan, aku tetap akan menunggu hingga hari berganti, aku tidak ingin
melewatkan satu menit apalagi berjam-jam pergantian itu.
Kisah dalam novel sudah setengah
aku lahap, aku mulai merasa semakin mengantuk.
Tiba-tiba aku terbangun dengan
kaget dan spontan melihat handphoneku, Jan 1 2013, 12.04 am. Terlewat empat
menit, seketika aku terduduk dan sibuk dengan handphone-ku, mengetik sebuah
pesan singkat :
“Selamat ulang tahun”
Choose contact : Papa
Sending..
Aku memeluk gulingku, menyelimuti
tubuhku dengan sleeping bag. Bergumam dalam mimpi “Selamat ulang tahun papa”
meski kita tak terlalu dekat secara psikologi.
Yogyakarta, Pergantian Tahun
2012-2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar