Secangkir kopi darimu adalah
abstraksi dari sebuah esensi..
(Sartika Noriza)
Aku tidak bisa berkata apa-apa
ketika secangkir kopi terhidang di hadapanku, kental, hangat, dan harum. Kemudian
aku hanya akan membuka tutup cangkir, menikmati aromanya dan menyeruput
pelan-pelan. Secangkir kopi seperti waktu yang amat panjang, dinikmati hingga
menemukan dasar pada ampasnya.
Sama seperti aku tidak mengatakan
apapun atas hal yang kamu katakan. Kamu memberiku waktu, seperti memberiku
secangkir kopi yang sangat aku sukai. Kamu membiarkanku menikmatinya
pelan-pelan, memberiku kesempatan untuk mencari keyakinan.
Tapi sebenarnya kamu tidak pernah
benar-benar menyuguhkanku secangkir kopi, yang kamu suguhkan adalah esensi dari
penikmatannya. Semangat, vitamin, dan mungkin yang kamu sebut cinta.
Kopi itu pahit, karena aku tidak
terlalu menyukai gula yang banyak dalam cangkirku. Aku belajar hati-hati tapi
aku rasa lebih tepat dikatakan bahwa aku takut. Aku takut kopiku menjadi
terlalu manis sehingga suatu ketika aku tidak mampu lagi menikmati kopi hitam
yang pahit. Tapi secangkir kopi darimu, membuatku berpikir bahwa keberanian
harus aku lakukan, belajar berani untuk memutuskan.
Karena itu aku tidak pernah mau
merubah kopiku, kamu tahu aku memiliki caraku sendiri menikmati secangkir kopi.
Semoga kamu membantuku mengerti tentang apa yang disebut orang-orang cinta….
Kopi itu semangat..
Kafein itu vitamin..
A coffe with one “e” same as one “e”
in Love..
(Chicken Soup for the Coffee
Lovers)
Sartika Noriza – November 2012
Menarik... sama seperti vitamin yang lain, kalo kebanyakan vitamin juga nanti g baik neng... :)
BalasHapusanamko.blogspot.com