Kopi, bisa didapatkan dan dinikmati dimana saja, di rumah, warung kopi, atau dalam kemasan yang bisa dibawa-bawa. Saya mulai mengenal kopi saat duduk di bangku SMP, seingat saya waktu itu kopi dalam bentuk sachet rasa vanilla yang hampir setiap hari ada di meja makan menyambut kepulangan ayah saya dari kantor. Sejak saat itu saya jadi mulai mengkonsumsi minuman itu, saya mulai mencoba kopi bubuk hitam dicampur gula. Saya menjadi lebih menyukai kopi hitam dibanding kopi sachet yang praktis dan terlalu banyak krim. Frekuensi minum kopi saya semakin meningkat terutama saat kuliah, dimana saya aktif dalam organisasi dan kegiatan selayaknya seorang mahasiswa, saat menghabiskan waktu sekedar berbincang saya juga sekaligus menghabiskan beberapa cangkir kopi. Saya menjadi terbiasa "melek" di malam hari, tidur di pagi hari beberapa jam.
Dalam perjalanan-perjalanan saya, kopi menjadi sesuatu yang wajib dinikmati, entah di atas kapal laut, dalam dinginnya gunung, dan di warung kopi. Saya tidak memiliki pengetahuan banyak tentang jenis-jenis kopi, mesin penggilingnya, ataupun cara penyajiannya, yang saya tahu kopi nikmat itu kental dan pahit. Saya mencoba beberapa jenis kopi, kopi susu, kopi tradisional dari berbagai daerah, vanilla latte, ataupun cappucino.
Kopi disajikan dengan bermacam cara dan bentuk, mudah didapatkan dan dinikmati, dari kopi yang dibandrol dengan harga sangat terjangkau hingga yang sangat melangit. Beberapa kali saya mencoba kopi dari sebuah coffee shop yang dikemas dalam gelas plastik dan bisa dibawa kemana-mana, dengan harga yang mungkin tidak bisa dijangkau setiap saat oleh semua orang. Tapi seringkali saya menikmati secangkir kopi di kedai kopi sederhana, kental dan pahit disajikan dalam cangkir kopi yang kecil, disana saya temukan bahwa kopi lebih dari sekedar kopi, ia membuat kita bicara, mengerti dan memahami. Kopi membuat kita mendapatkan dorongan akan kebutuhan bersosialisasi. Kopi tidak menjadi sekedar bubuk hitam yang diseduh. Kopi menjadikan orang-orang dekat dengan kehidupan tapi bukan "Gaya Hidup", kopi membuat orang-orang menjadi sederhana, tertawa, dan sejenak lepas dari "ketegangan".
Bagi saya, mungkin kopi cenderung menjadi kebutuhan, disamping kopi hitam pahit dan kental, dengan sedikit gula, saya terbiasa menikmati kopi sachet di sela-sela aktivitas saya.
Bagaimana dengan Anda? Kopi, lifestyle atau kebutuhan? Bagaimana pula dengan kopi dalam kemasan plastik yang bisa dibawa kemana-mana?
Hal itu tergantung pada diri masing-masing, tapi kita pasti tahu, esensinya adalah Kopi menjadikan kita "Bicara"..
Yogyakarta, 10 Juni 2012