Menjadi Seorang Wanita, Istri, dan Ibu. (sebuah debat tentang tiga peranan)
berdebat soal wanita dan hakikatnya sebagai istri, seorang pria mengatakan "wanita CUKUP menjadi seorang IBU RUMAH TANGGA"
apa iya wanita tidak boleh berkarir dalam pekerjaan?
bukankah kehidupan selalu demokratis dan fleksibel, menerima sesuatu dalam kewajaran. apa salah jika seorang wanita/istri/ibu juga merintis karir di samping tanggung jawabnya sebagai Ibu Rumah Tangga, tanpa melalaikan kodrat... dan tanggung jawabnya sebagai seorang Ibu Rumah Tangga?
seseorang juga pernah mengatakan bahwa "seorang pria memiliki istri lebih satu tidak masalah, namun seorang wanita tidak boleh memiliki suami lebih dari satu" atau pernah juga berkata "pria berselingkuh itu biasa tapi tidak untuk wanita"
apa pemikiran seperti itu adil? bagaimanapun juga meski dalam Al-Qur'an disebutkan poligami adalah halal bagi seorang pria (dengan catatan ia dapat berlaku adil), namun wanita juga memiliki hak untuk menentukan apakah ia mau untuk berbagi suami? lalu kenapa seakan-akan sebagian pria menganggap bahwa hal itu biasa dan seolah-olah "menindas".
saya TIDAK bicara soal EMANSIPASI wanita, karena pada hakikatnya PRIA dan WANITA memang BERBEDA, hanya saja wanita juga memiliki hak-haknya di samping memenuhi kewajiban-kewajiban mereka sebagai seorang wanita/istri/ibu bagi dirinya, suaminya, dan anak-anaknya.
(Sartika Noriza, 22 November 2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar