NAVIGASI DARAT
Disampaikan oleh TIM Rimba Gunung MAFESRIPALA 2008/2009
Pada DIKLAT KAT & LH MAFESRIPALA XVII
Navigasi darat merupakan teknik menentukan posisi dan arah lintasan di peta maupun pada medan sebenarnya (khususnya di daratan). Keahlian ini sangat mutlak dimiliki oleh penggemar kegiatan alam terbuka karena akan memudahkan perjalanan kita ke daerah yang khususnya belum kita kenal sama sekali Disamping itu, keahlian ini sangat berguna dalam usaha pencarian korban kecelakaan tersesat atau bencana alam Untuk itu dibutuhkan pemahaman kompas dan peta serta teknik penggunaannya.
PETA
o HAKEKAT PETA
Peta adalah gambaran permukaan bumi diatas bidang datar dalam ukuran diperkecil yang kebenaranya dapat dipertanggung jawabkan secara visual atau matematis yang menyajikan informasi tentang bumi.
o MACAM PETA
Secara menyeluruh peta dapat digolongkan berdasarkan skala/kedar tujuan penggunaan cakupan daerah proyeksi gambar tanda dan simbol peta kecocokan informasi tingkat ketelitian survei proses terjadinya dan isi/ informasinya
Dari sudut pandang isi/informasi yang dimuat suatu peta terdapat 2
jenis peta berdasar golongan ini, yakni :
a. Peta Topografi
b. Topografi merupakan gabungan kata topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar yang berasal dari bahasa yunani kuno Jadi peta topografi berarti peta yang menggambarkan posisi mendatar dan posisi tegak dari semua benda yang membentuk atau berada di permukaan bumi. Isinya terdiri dari 4 ciri, yakni : relief (ketinggian), perairan (seperti Sungai danau), Tumbuhan ( Hutan ,semak, kelapa) dan hasil budaya manusia (jalan raya, bangunan, jembatan). Peta ini biasa disebut peta umum karena isinya yang lebih lengkap.
KETERANGAN TEPI PETA
a. Judul peta pada margin atas tengah, yang di ambil dari salah satu nama Geografi atau tempat yeng terbesar/terkenal dari daerah pada peta tersebut.
b. Nama daerah yang dipetakan pada margin atas kiri , yang diambil dari nama daerah tingkat I (tergantung pada versi peta)
c. Nomor helai peta pada margin atas kanan.
- Petujuk letak peta pada margin bawah kiri, yang menunjukan letak peta tersebut dari peta keseluruhan
e. Pembagian daerah pada mergin bawah kanan yang menjelaskan pembagian daerah dari propinsi hingga kecamatan.
f. Utara pada margin bawah kiri , yang menunjukan utara peta, utara megnetis, serta utara sebenarnya.
g. Legenda pada margin bawah tengah yang menyajikan keterangan/penjeklasan arti simbol yang ada.
ARAH PETA
Untuk mengetahui arah peta yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta dengan cara memperhatikan arah huruf-huruf tulisan pada peta yang juga berarti arah utara peta. Pada tanda-tanda peta juga terdapat penunjuk arah utara peta, utara sebenarnya serta utara magnetis
- Utara sebenarnya (US) adalah arah ke kutub utara bumi yang dilalui oleh garis bujur/meridian.
b. Utara magnetis (UM) adalah arah kekutub utara megnet yang ditunjukan oleh jarum kompas
c. Utara Grid (UG/UP) adalah garis utara yang ditunjukan oleh garis vertikal pada peta yang juga disebut Utara Peta.
Karena pengaruh rotasi bumi, letak kutub megnetis bergeser dari
tahun ke tahun yang menyebabkan terjadinya variasi magnetis. Untuk tujuan praktis variasi magnetis dan iktilaf (Penyimpangan arah utara) dapat kita abaikan. Tetapi untuk kepentingan yang membutuhkan ketelitian yang tinggi, kondisi diatas harus ikut kita perhitungkan juga
- Iktilaf Peta adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara peta, yang terjadi karena perataan jarak paralel geris bujur peta bumi menjadi garis koordinat vertikal yang di gambarkan pada peta, atau sudut antara US dan UP.
- Iktilaf Magnetis adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara megnetis. IM kebarat apabila ujung jarum kompas ada di sebelah barat US. Sebaliknya IM ketimur apabila ujung jarum kompas ada di sebelah timur US
c. Iktilaf Peta-Magnetis, adalah beda sudut utara peta dengan utara magnetis
- Variasi Magnetis, adalah perubahan/ pergeseran sudut utara megnetis dari waktu ke waktu. Pergeseran positif menunjukan pergeseran kearah timur sedang negatif berarti pergeseran kearah barat.
SKALA
Skala atau kedar adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak mendatar di medan. Terdapat 2 jenis skala pada peta, yakni skala angka dan skala garis. Untuk skala angka, perbandinagan langsung ditunjukan dalam satuan yang sama (cm) sedang pada skala garis terdapat beberapa ruas garis yang masing-masing menunjukan jarak tertentu (km).
JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN
Misalnya Skala 1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 25 m di medan yang sebenarnya.
KONTUR
Adalah garis khayal diatas permukaan bumi yang menghubungkan titik-titik yang tingginya sama. Sifat dari kontur adalah :
- Pebedaan tinggi antara 2 kontur adalah setengah dari angka ribuan pada skala yang dinyatakan dalam satuan meter.
- Kontur yang rendah selalu mengelilingi kontur yang lebih tinggi, kecuali pada kawah/depresi
- Antar kontur tidak akan saling berpotongan
- Kontur yang menjorok kedalam merupakan lembahan dan bisa terdapat sungai
- Kontur yang menjorok keluar merupakan punggungan.
- Kontur terputus-putus menyatakan ketinggian setengah atau lebih dari perbedaan tinggi antara 2 buah kontur berurut.
- Makin rapat kontur menunjukan daerah yang makin terjal/curam.
MACAM TITIK KETINGGIAN
1) titik ketinggian primer (P), golongan pertama
2) titik ketinggian sekunder (S), golongan kedua
3) titik ketinggian tertier (T), golongan ketiga
4) titik ketinggian kadaster quarter (KQ), golongan kekempat
5) titik ketinggian kadaster (K), golongan keempat
6) titik ketinggian quarter (Q), golongan keempat
7) titik ketinggian tussen point (TP), titik antara
MENGENAL TANDA MEDAN
Disamping legenda sebagai pengenal tanda medan, bentukan-bentukan alam yang cukup mencolok dan mudah dikenali dapat kita pergunakan juga sebagai tanda medan. Tanda medan harus kita ketahui dan kita cocokan pada peta sebelum kita memulai pengembaraan.
Tanda Medan yang cukup mudah untuh di amati dapat berupa :
1) Puncakan gunung atau bukit dan bentukan-bentukan tonjolan lain yang cukup ekstrim,
2) Punggungan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf
3) Menjorok menjauhi puncak
4) Lembahan merupakan rangkaian kontur yang menyerupai huruf V menjorok mendekati puncak.
5) Saddle, daerah pertemuan 2 ketinggian
6) Belokan kujalan sungai jembatan ujung jalan
7) Garis batas pantai muara sungai, tanjung, dan teluk yang mudah kita kenali
Peta Tematik
Peta tematik adalah peta yang menyajikan unsur-unsur tertentu dari permukaan bumi sesuai dengan topik atau tema dari peta bersangkutan. Umumnya peta ini digunakan sebagai data analisis dari beberapa unsur permukaan bumi didalam pengambilan suatu keputusan untuk pembangunan.
TANDA-TANDA PETA
A. WARNA
Merah, untuk kontruksi dari batu dan jalan-jalan.
Hitam, untuk kontruksi dari kayu, bambu, tanaman, jalan KA, dan sebagian batas daerah.
Biru, untuk kontruksi dari besi, air (sawah, danau).
Hijau, untuk daerah yang didiami dan sebagian daerah yang bertumbuh-tumbuhan.
Coklat, untuk ketinggian dan kedalaman dari permukaan bumi sebagian jalan-jalan.
Kuning, untuk batas perkebunan dan sebagian jalan-jalan.
B. BENTUK
Titik, untuk menyatakan lokasi atau tempat (letak kota dan ketinggian).
Garis, untuk menyatak bentuk yang berwujud garis (batas hutan, sungai, dan jalan).
Luas, untuk menyatakan bagian atau benda medan yang memiliki luas (danau dan kampung).
Garis berpola, kombinasi antara titik, garis, dan luas (titik trianggulasi, gambar tanda peta yang mewakili tumbuhan dan batas wilayah).
B. Kompas
Kompas adalah alat penunjuk arah, yakni arah utara maknetis bumi yang disebabkan oleh sifat kemagnetisannya karena sifat ini maka jauhkan kompas terutama pada saat mempergunakannya dari pengaruh benda=benda yang terbuat dari baja atau besi, karena akan menyebabkan penunjuk yang salah pada jarumnya.
Bagian-bagian Kompas
- Badan, tempat komponen lain berada dan terlindungi
- Jarum, yang selalu menunjukan arah utara magnetis bumi
- Skala penunjuk, Menunjukan Pembagian derajat/mil sebagai sistem satuan arah mata angin.
Jenis Kompas
Terdapat banyak jenis kompas yang ada yang dapat kita pergunakan dalam perjalanan secara garis besarnya dapat kita bedakan sebagai berikut :
a) Kompas orienterring untuk tujuan praktis tetapi mempunyai akurasi yang kurang baik. Sering disebut sebagai kompas Silva (nama merk)
b) Kompas bidik membutuhkan peralatan navigasi lain untuk kelengkapanya, tetapi akurasinya sangat tinggi. Kompas bidik ini dapat kita bedakan berdasar kaca pembacanya : kompas lensa, kompas Prismatik, kompas Optik
CARA PEMAKAIAN KOMPAS
Dalam pemakainya, usahakan dalam keadaan Horisontal dengan arah garis utara megnetis bumi. Hindarkan bende-benda yang terbuat dari besi/baja agar tidak terjadi penyimpangan dalam penunjukan jarum kompas.
BUSUR DERAJAT ATAU PROTAKTOR
Busur derajat atau protaktor terdapat beberapa bentuk derajat yang dapat kita gunakan yakni lingkaran setengah lingkaran segi empat dari bujur sangkar, tetapi untuk kepraktisan dan kelengkapannya, protaktor lebih menjanjikan, karena disamping pembagian arah mata angin dalam derajat dan mil juga tersedia skala pengukuran panjang dan tali pusat untuk memperpanjang pengikiran dan pempermudah perhitungan azimuth dan back azimuth.
Protaktor berbentuk segi empat yang di dalamnya terdapat:
a. pembagian derajat dan peribuan
b. skala koordinat 1 : 100.000, 1 : 50.000, 1 : 25.000
c. titik pusat untuk pembagian derajat dan peribuan yang berupa titik persilangan di tengah-tengah protaktor
d. tanda petunjuk untuk skala koordinat adalah sisi tegak dari siku-siku
Cara Menggunakan Protaktor
a. untuk menentukan sudut peta, yaitu sudut dari satu titik ke titik lsinn di atas peta
1) buat garis yang menghubungkan kedua titik tersebut, misal garis A dan B
2) tempatkan titik pusat protaktor di perpotongan antara garis AB dengan garis tegak peta sehingg garis silang protaktor yang tegak berhimpit dengan garis tegak peta
3) baca angka pembagian derajat/peribuan yang ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan ke titik B
b. untuk memplot/menggambar garis arah :
1) buat garis silang pada titik yang diketahui (garis silang harus sejajar garis tegak atau mendatar peta)
2) letakkan protaktor sehingga garis silang protaktor berhimpit dengan garis silang yang telah dibuat sebelumnya
3) buat tanda di peta sesuai dengan besarnya derajat/peribuan yang dikehendaki
4) tarik garis dari perpotongan garis silang yang kita buat ke arah tanda yang dibuat sesuai besarnya derajat/peribuan
5) garis itulah yang menunjukkan arah sudut peta yang dikehendaki
c. untuk memplot/menggambarkan koordinat dan menentukan koordinat:
1) menggambar/memplot koordinat di peta
a) gunakan skala koordinat sesuai skala peta
b) tempatkan skala koordinat pada karvak yang akan diplot koordinatnya sehingga kedua sisi siku-siku dari skala koordinat memotong garistegak di sebelah kirinya dan memotong garis mendatar di bawahnya
c) geser protaktor sehingga angka-angka pada skala koordinat sesuai dengan koordinat yang dikehendaki (X pada garis tegak dan Y pada garis mendatar)
d) berilah titik pada sudut siku-siku skala koordinat
e) titik tersebut adalah gambar koordinat yang dimaksudkan
2) mencari/menentukan koordinat :
a) gunakan siku-siku skala koordinat sesuai dengan skala peta
b) himpitkan sudut siku-siku skala koordinat dengan titik yang akan diukur koordinatnya
c) baca angka-angka pada kedua sisi skala koordinat yang memotong garis tegak dan mendatar pada peta
d) koordinat yang dimaksudkan adalah dengan menggabungkan nomor karvak dan angka pada skala koordinat yang terbaca pada poin 3 di atas
AZIMUTH DAN BACK AZIMUTH
Azimuth adalah sudut antara satu titik dengan arah utara dari seorang pengamat. Azimuth disebut juga sudut kompas. Jika anda membidik sebuah tanda medan, dan memperolah sudutnya, maka sudut itu juga bisa dinamakan sebagai azimuth. Kebalikannya adalah back azimuth. Dalam resection back azimuth diperoleh dengan cara:
Jika azimuth yang kita peroleh lebih dari 180º maka back azimuth adalah azimuth dikurangi 180º. Misal anda membidik tanda medan, diperoleh azimuth 200º. Back azimuthnya adalah 200º- 180º = 20º
Jika azimuth yang kita peroleh kurang dari 180º, maka back azimuthnya adalah 180º ditambah azimuth. Misalkan, dari bidikan terhadap sebuah puncak, diperoleh azimuth 160º, maka back azimuthnya adalah 180º+160º = 340º
Dengan mengetahui azimuth dan back azimuth ini, memudahkan kita untuk dapat melakukan ploting peta (penarikan garis lurus di peta berdasarkan sudut bidikan). Selain itu sudut kompas dan back azimuth ini dipakai dalam metode pergerakan sudut kompas (lurus/ man to man-biasa digunakan untuk “Kompas Bintang”). Prinsipnya membuat lintasan berada pada satu garis lurus dengan cara membidikaan kompas ke depan dan ke belakang pada jarak tertentu.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a) Titik awal dan titik akhir perjalanan di plot di peta, tarik garis lurus dan hitung sudut yang menjadi arah perjalanan (sudut kompas). Hitung pula sudut dari titik akhir ke titik awal. Sudut ini dinamakan back azimuth.
b) Perhatikan tanda medan yang menyolok pada titik awal perjalanan. Perhatikan tanda
c) Bidikkan kompas seusai dengan arah perjalanan kita, dan tentukan tanda medan lain di ujung lintasan/titik bidik. Sudut bidikan ini dinamakan azimuth.
d) Pergi ke tanda medan di ujung lintasan, dan bidik kembali ke titik pertama tadi, untuk mengecek apakah arah perjalanan sudah sesuai dengan sudut kompas (back azimuth).
e) Sering terjadi tidak ada benda/tanda medan tertentu yang dapat dijadikan sebagai sasaran. Untuk itu dapat dibantu oleh seorang rekan sebagai tanda. Sistem pergerakan semacam ini sering disebut sebagai sistem man to man.
ORIENTASI PETA
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya. Untuk keperluan ini kita perlu mengetahui tanda-tanda medan yang ada di lokasi dan mencocokanya dengan kontur yang ada di peta. Untuk keperluan praktis utara kompas (magnetis) dapat kita anggap sejajar dengan utara sebenarnya tanpa memperhitungkan deklinasinya.
Langkah-langkah orientasi pada peta :
a) Cari tempat yang terbuka untuk melihat tanda-tanda medan yang mencolok (dapat dikenali)
b) Letakan peta pada bidang datar
c) Samakan utara peta dengan utara kompas, sehingga peta sesuai dengan bentang alam yang ada.
d) Cari tanda-tanda medan dilokasi dan himpitkan dengan tanda medan yang ada di peta ( seperti jalan raya, sungai,dll)
Resection
Digunakan untuk mengetahui posisi kita dipeta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan yang kita kenal.
Langkah-langkah resection :
a) Lakukan orientasi peta
b) Tentukan minimal dua tanda medan dilapangan dan kita ukur azimut dan back azimutnya. Sudut antara tempat kita dengan dua tanda medan tersebut minimal 30 derajat maksimal 150 derajat
c) Tarik garis back azimut dari kedua titik medan itu sehingga terjadi perpotongan antara keduanya.
d) Perpotongan tersebut adalah kedudukan kita di peta.
Intersection
Cara ini digunakan untuk mengetahui atau untuk menentukan posisi suatu titik atau benda di medan pada peta dengan menggunakan dua atau lebih tanda medan.
Langkah-langkahnya :
a) Lakukan orientasi peta dan resection untuk menentukan posisi kita dititik A.
b) Bidik obyek dari titk A tersebut, catat azimut dan back azimutnya
c) Bergerak ke posisi lain dan melakukan orientasi serta resection untuk menentukan posisi kita di B.
d) Bidik obyek dari titk B tersebut, catat azimut dan back azimutnya
e) Perpotongan azimut dari titik A dan B tersebut adalah letak obyek yang kita inginkan di peta.
Menentukan Arah Tanpa Kompas
a) Kuburan Islam selalu menghadap ke utara
b) Masjid selalu menghadap ke kiblat
c) Bagian tumbuhan yang berlumut tebal menunjukan arah timur karena sinar matahari belum terik pada pagi hari
d) Arah bulan, bintang, dan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat.
GPS
GPS (Global Positioning System) merupakan sistem navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US DoD = United States Department of Defense). GPS memungkinkan kita mengetahui posisi geografis kita (lintang, bujur, dan ketinggian di atas permukaan laut). Jadi dimanapun kita berada di muka bumi ini, kita dapat mengetahui posisi kita dengan tepat.
GPS terdiri dari 3 segmen: Segmen angkasa, kontrol/pengendali, dan pengguna., dimana :Segmen angkasa: terdiri dari 24 satelit yang beroperasi dalam 6 orbit pada ketinggian 20.200 km dan inklinasi 55 derajat dengan periode 12 jam (satelit akan kembali ke titik yang sama dalam 12 jam).
Satelit tersebut memutari orbitnya sehingga minimal ada 6 satelit yang dapat dipantau pada titik manapun di bumi ini. Satelit tersebut mengirimkan posisi dan waktu kepada pengguna seluruh dunia. *(Berdasarkan pengalaman penggunaan untuk wilayah Indonesia [pertambangan dari Sumatra sampai Papua], pukul 04.00-08.00 dan 16.00-20.00 merupakan waktu tidak optimal penerimaan sinyal satelit untuk pengukuran teliti.
Segmen Kontrol/Pengendali: terdapat pusat pengendali utama yang terdapat di Colorodo Springs, dan 5 stasiun pemantau lainnya dan 3 antena yang tersebar di bumi ini. Stasiun pemantau memantau semua satelit GOS dan mengumpulkan informasinya. Stasiun pemantau kemudian mengirimkan informasi tersebut kepada pusat pengendali utama yang kemudian melakukan perhitungan dan pengecekan orbit satelit. Informasi tersebut kemudian dikoreksi dan dilakukan pemuktahiran dan dikirim ke satelit GPS.
Segmen Pengguna: Pada sisi pengguna dibutuhkan penerima GPS (selanjutnya kita sebut perangkat GPS) yang biasanya terdiri dari penerima, prosesor, dan antena, sehingga memungkinkan kita dimanapun kita berada di muka bumi ini (tanah, laut, dan udara) dapat menerima sinyal dari satelit GPS dan kemudian menghitung posisi, kecepatan dan waktu.
Cara Kerja GPS:
Setiap satelit mentransmisikan dua sinyal yaitu L1 (1575.42 MHz) dan L2 ( 1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (coarse/aquisition). Sinyal L2 hanya membawa kode P. Setiap satelit mentransmisikan kode yang unik sehingga penerima (perangkat GPS) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada saat fitur "Anti-Spoofing" diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y.
Perangkat GPS yang dikhususkan buat sipil hanya menerima kode C/A pada sinyal L1 (meskipun pada perangkat GPS yang canggih dapat memanfaatkan sinyal L2 untuk memperoleh pengukuran yang lebih teliti.
Perangkat GPS menerima sinyal yang ditransmisikan oleh satelit GPS.
Dalam menentukan posisi, kita membutuhkan paling sedikit 3 satelit untuk penentuan posisi 2 dimensi (lintang dan bujur) dan 4 satelit untuk penentuan posisi 3 dimensi (lintang, bujur, dan ketinggian).
Semakin banyak satelit yang diperoleh maka akurasi posisi kita akan semakin tinggi. Untuk mendapatkan sinyal tersebut, perangkat GPS harus berada di ruang terbuka. Apabila perangkat GPS kita berada dalam ruangan atau kanopi yang lebat dan daerah kita dikelilingi oleh gedung tinggi maka sinyal yang diperoleh akan semakin berkurang sehingga akan sukar untuk menentukan posisi dengan tepat atau bahkan tidak dapat menentukan posisi.
JIKA MENGHADAPI RINTANGAN
- berbeloklah ke kanan/kiri sebesar 90 derajat untuk menghindari rintangan. Misalnya arah pertama ialah 75 derajat, maka arah yang baru :
(75 ditambah 90, yaitu 165 derajat) >> ke kanan
(75 dikurang 90, yaitu 345 derajat) >> ke kiri
- ukurlah panjang jarak arah baru ini dengan langkah dari A ke B
- beloklah di B 90 derajat lagi sehingga kembali ke arah semula sampai di C
- di C belok lagi 90 derajat menuju D dengan jarak langkah seperti jarak A ke B
- mulai dari D lanjutkan sesuai arah semula
GAMBAR RINTANGAN
DAFTAR PUSTAKA
Diktat Pendidikan Dasar Astacala. Diakses pada http://astacala.org/astacala/diktat.pdf tanggal 11 Oktober 2008.
Fasko Adventure Training. 2008. IMPK. Diakses pada http://fasko.multiply.com/journal/item/6 tanggal 13 Oktober 2008.
Outdoor Activity. 2006. Pengetahuan Dasar Navigasi Darat. Diakses pada http://penjelajahan.blogspot.com/2006/11/pengetahuan-dasar-navigasi-darat.html tanggal 13 Oktober 2008.
Wikantika, Ketut. 2008. Apa Itu Peta? Diakses pada http://wikantika.wordpress.com/2008/05/06/apa-itu-peta/ tanggal 13 Oktober 2008.